Budaya  

Seni Populer dari Tanah Jombang

SatuJombang.com – Jombang juga melahirkan banyak pelaku seni hiburan poluler.

Noer Halimah, salah satunya. Penyanyi asal Desa Mojounggul Kecamatan Bareng kelahiran 9 September 1943 ini berbakat menyanyi sejak kecil. Saat nekat manggung, gadis cilik kelas 4 SD ini bertemu Rhoma Irama yang tour ke Jombang. Kejadian serupa berulang saat ia SMP. Kemudian, saat Bang Haji tur ke Surabaya, ia diajak jadi pasangan duet. Ini dilanjutkan dengan serangkaian rekaman album Rhoma Irama dengan musik Soneta pada 1980-an.

Noer Halimah juga pernah menyabet gelar penyanyi dangdut berpenampilan terbaik tahun 1994 versi PAMMI (Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia). Beberapa album solonya menghasilkan lagu hit, yakni Bayang-bayang, Surat Merah, Cemara Biru, serta Rumput Tetangga.

Mimbar S Arama meniti karier dari bawah. Penyanyi asal Dusun Sariloyo Desa Sambongdukuh yang lahir pada 1958 ini menang lomba karaoke di Surabaya 1991. Setahun kemudian, ia merilis album pertama berjudul Mana Janjimu. Lagu ciptaan Fazal Dath ini meledak di pasaran. Mimbar pindah ke Jakarta mengembangkan karir. Berkali-kali tampil di layar kaca.

Setelah tiga tahun di Jakarta, ia kembali ke kampung halaman. Tetap tarik suara dari panggung ke panggung Bersama sejumlah orkes melayu. Ia meninggal di rumah kontrakannya Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, pada 11 Oktober 2020.

Soedjarwoto Soemarsono, alias Gombloh, lahir di Kepatihan Jombang pada 12 Juli 1948. Lewat lengkingan suaranya, ia menembus blantika seni hiburan Indonesia. Pria kurus ini menciptakan banyak lagu orisinil yang menyentuh kehidupan masyarakat, khususnya kelas bawah. Tapi, banyak juga lagu-lagunya yang populer dan jadi hits kala itu di radio, televisi dan bahkan ilustrasi film.

Lagunya yang melegenda antara lain, Kebyar-kebyar, Lestari alamku, Lepen, Apel, dan lain-lain. Namanya tercatat sebagai salah satu dari tak banyak seniman yang memperoleh penghargaan Nugraha Bhakti Musik Indonesia. Penghargaan diberikan pada puncak Hari Musik Indonesia III di Jakarta 30 Maret 2003.

Untuk seni hiburan kontemporer, ada juga Lia Amelia Gusnia. Arek Jombang kelahiran 16 Desember 1991 ini dikenal sebagai salah satu mantan member Trio Macan dan pernah main di film Indigo (2023). Lia awalnya belajar seni musik, namun akhirnya memilih berkarier di jalur dangdut.

Lewat grup Trio Macan, ia mencapai popularitas tinggi, meraih penghargaan Anugrah Dangdut Indonesia. Lia juga terjun di dunia seni peran dan tampil di film The Legend of Trio Macan (2013), Jaran Goyang (2018), Indigo (2023), serta berbagai FTV dan Sitkom.

Kalau disebut nama Maharsyalfath Izlubaid Qutub Maulasufa, orang mungkin bertanya-tanya siapa dia. Tapi, kalau disebut nama Alfath Flemmo, tentu banyak artis kelas atas yang siap berkolaborasi dengannya.

Lahir di Jombang 3 Februari 2004, Alfath lulusan MAN 1 Jombang (Mansajo). Pernah mendapat beasiswa Sony Music Group (SMG) Entertainment, ia menjadi musisi Artificial Intelligence, pianis, komposer, dan produser musik digital.

Dalam usia sangat muda, ia mendirikan Flemmo Music Global (FMG) Publishing yang berkantor pusat di Jakarta Barat. Perusahaan startup ini bergerak di sektor industri kreatif, menyediakan jasa pembuatan lagu original dan aransemen musik digital berbasis AI. Dengan menggunakan Digital Audio Workstation (DAW) FL Studio, Ableton, Studio One, dan memanfaatkan teknologi AI, ia membuat musik yang unik dan inspiratif.

Teknologi memungkinkan ia menggabungkan berbagai genre musik, seperti pop, jazz, indie, EDM, RnB, Rock, KPop, hingga Dangdut Jawa. Tak heran, ia bisa mendapat klien musisi dari Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand, Filipina, Korea Selatan, Cina, Taiwan, Hongkong, Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Finlandia, Spanyol, Belanda, Rusia, Georgia, Arab Saudi, Mesir, Turki, Australia, Selandia Baru, dan Jepang. Di dalam negeri, Alfath berkolaborasi dengan penyanyi gen-zi Felicia Angelica, Deddy Chen, Nannouz, Indra Rawi, Who & The Kids, dan lain-lain.

Selain Alfath, ada Resa Husin yang menciptakan tren musik pop-ballad kekinian. Karyanya yang jadi top trending antara lain yang dibawakan artis Mahalini dan Nuca yang menjadi salah satu soundtrack sinetron populer Ikatan Cinta.

Musisi, penulis lagu (songwriter), komposer, dan produser musik ini kelahiran Jombang pada 11 Mei 1989. Mulai menulis lagu sejak SMP karena terisnspirasi dari serial drama Korea. Sejak 2023, ia kontrak kerja dengan Sony Music Publishing Indonesia. Lagu-lagunya pernah memperoleh penghargaan atau nominasi dari ajang Anugerah Musik Indonesia, SCTV Music Awards, atau Indonesian Choice Awards.

Ia memadukan unsur-unsur musik layaknya soundtrack serial televisi modern. Ia bisa membuat lagu-lagu romantis, sedih, bahagia, atau galau seperti “I Love You 3000”, “Beautiful”, “You Are My Everything”, atau “Eight”. Ia juga mendirikan grup Tigga Music yang main di genre pop.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *