Jombang, sebuah kabupaten di Jawa Timur, dikenal sebagai “kota santri” — tempat lahirnya banyak tokoh besar yang berpengaruh dalam perjalanan bangsa Indonesia. Dari daerah yang sarat tradisi keislaman ini, muncul tiga figur penting yang dijuluki “pendekar” karena kiprah dan perjuangan mereka di bidang pemikiran, budaya, dan politik: Cak Nur, Gus Dur, dan Cak Nun.
Masing-masing tokoh memiliki peran dan sumbangsih yang khas. Cak Nur, atau Nurcholish Madjid, adalah seorang cendekiawan Muslim yang membawa pembaruan pemikiran Islam di Indonesia. Melalui gagasannya tentang “Islam Yes, Partai Islam No”, Cak Nur membuka ruang baru bagi keberagaman dalam beragama dan berpolitik di Tanah Air.
Sementara itu, Gus Dur — atau Abdurrahman Wahid — tidak hanya dikenal sebagai tokoh NU (Nahdlatul Ulama) dan pemikir pluralisme, tetapi juga pernah memimpin Indonesia sebagai Presiden ke-4. Di tangan Gus Dur, nilai-nilai kemanusiaan, demokrasi, dan kebebasan beragama mendapat tempat yang kuat di tengah dinamika politik nasional.
Kemudian ada Cak Nun, atau Emha Ainun Nadjib, seorang budayawan dan sastrawan yang juga berperan sebagai penyambung lidah rakyat. Lewat karya sastra, musik, dan forum budaya seperti Maiyah, Cak Nun menyuarakan keadilan sosial, nilai spiritualitas, dan kritik-kritik sosial dengan gaya khasnya yang membumi.
Ketiga tokoh ini menjadi gambaran nyata bahwa Jombang bukan hanya gudang ulama, tapi juga melahirkan pendekar-pendekar pemikiran yang terus menginspirasi bangsa hingga hari ini. Ikuti kisah lengkap mereka dalam seri khusus di satujombang.com.
Editor: Lelyta Auliya